BAB II
PELAYANAN PENBACA
A.
Pengertian Pelayanan Pembaca
Pelayanan
pembaca merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengujung perpustakaan
sekolah dalam menggunakan buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya. Pengujung
perpustakaan sekolah sekolah pada dasarnya meliputi murid-murid, guru-guru, dan
anggota staf sekolah lainnya. Pelayanan kepada pengujung tersebut dapat
disellenggarakan dengan sebaik-baiknya apabila pelayanan teknisnya di kerjakan
dengan sebaik-baiknya pula. Misalnya semua buku-buku di catat dalam buku induk,
diklarifikasi menurut sistem klarifikasi tertentu, setiap buku di buatkan kartu
katalog dan label buku, setiap buku di lengkapi dengan kartu buku, slip tanggal
dan sebagainya.
Pelayanan
pelayanan pembaca itu ada dua, yaitu pelayanan sirkulasi dan pelayanan
referensi. Selanjutnya agar kedua pelayanan pembaca itu ada dua, yaitu
pelayanan sirkulasi dan pelayanan sirkulasi. Selanjutnya agar kedua pelayanan
tersebut dapat disellenggerakan dengan sebaik-baiknya perlu adaya tat tertib
perpustakaan sekolah.
B.
Pelayanan
Sirkulasi
Pelayanan
sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku
perpustakan sekolah. Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani
murid-murid yang akan meminjamkan buku-buku perpustakaan sekolah, melayani
murid-murid yang akan mengembalikan buku-buku yang telah ditelah dipinjam dan
membuat stastistik pengujung.
1.
Peminjaman
buku
Ada dua sistem penyelenggara
perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda dalam hal proses peminjaman
buku-buku. Kedua sistem tersebut adalah sistem terbuka dan sistem tertutup.
a. Sitem terbuka
(open acces system)
Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan
sistem sistem terbuka murid-murid di perbolehkan mencari dan mengambil sendiri
buku-buku yang dibutuhkan. Jadi pada sistem ini murid-murid boleh masuk ke
gudang/ruang buku. Apa bila akan pinjam
maka buku yang telah ditemukan dibawah kebagian sirkulasi untuk dicatat
seperlunya.
Misalnya ada seorang murid yang akan
meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid tersebut melihat kartu kata log
untuk mengetahui apakah buku yyang akan dipinjamnya tersedia atau tidak.
Apabila tersedia, carilah buku tersebut digudang/ruang buku dan setelah
ditemukan buku tersebut dibawah kebagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya
oleh petugas sirkulasi. Penyerahan buku kebagian sirkulasi harus menunjukan
kartu anggota atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu pinjaman
di laci kartu. Pada kartu peminjam dicatat nomor buku yyang dipinjam dan
tanggal pengembaliannya. Pada slip
tanggal yang ditempel pada halaman belakang buku dicatat tanggal
pengembalian, sedagkan kartu bukunya dicabut dari kantong buku dan ccatatlah
nomor siswa yang meminjam dan tanggal pengebaliannya pada kartu buku tersebut.
Setelah selesai semuanya, maka kartu
anggota atau kartu siswa beserta bukunya diserahkan kepada murid yang
bersangkutan, kartu bukunya di file di laci kartu buku, sedangkan kartu
peminjamannya di file kembali di laci kartu peminjam.
b.
Sistem
tertutup (closed
acces system)
Pada perpustakan sekolah yang
menggunakan sistem tertutup murid-murid tidak memperbolehkan mencari dan
mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Apabila ingin mencaru buku harus
melalui petugas. Jadi pada sistem ini murid-murid tidak diporbolehkan masuk
kegudang/ruang guru.
Misalnya ada seorang murud yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama
murud tersebut melihat kartu kata log untuk mengetahui apakan buku yang
dubutuhkan tersedia atau tidak. Apabila ada mintalah kartu pesanan yang biasanya terbuat dari kertas tipis. Pada
kartu pesanan tersebut tulislah nama pemesan, dan buku yang dipesannya, dan
serahkan kembali kepada petugas. Setelah ditemukan buku tersebut dibawah
kebagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya. Mengenai tatacara pencatatannya
sama seperti sistem terbuka.
2.
Pengembalian Buku
Tugas
yang kedua bagaimana sirkulasi adalah mmelayani murud-murid yang mengebalikan
uku-buku yang telah dipinjamnya. Pada setiap perpustakaan tentu ada peraturan
tentang lamanya pemunjaman, misalnya satu atau dua minggu. Adakalanya
murid-murid mengembalikan buku-buku yang telah dipinjamnya sebelum waktunya.
Adapula yang tepat pada waktunya, bahkan terlambat.
Tata
cara pengembalian buku-buku antara sistem terbukadan sistem tertutup sama saja.
Pertama-tama buku-buku yang akan dikembalikan diserahkan kebagian sirkulasi.
Petugas meneliti tanggal pengembalian yang tertera pada slip tangal untuk
mengetahui apakan pengembalian buku tersebut terlambat atau tidak. Jika
terlamba harus diberi sanksi menurut peraturan yang berlaku. Kemudian petugas
mengambil kartu peminjam. Keterangan peminjaman pada kartu tersebut dicoret
atau distempel tanda KEMBALI. Akhirnya kartu peminjan di file lagi ditempatnya,
kartu buku dimasukan lagi ke kantongnya dan buku disimpan laagi di raak atau
lemari semula.
Agar
pelayanan peminjaman dan pengembalian buku-buku berjalan dengan lancar perlu
dipersiapkan kartu anggota, kartu peminjaman dan kartu pesanan. Kartu anggota
perpustakaan sekolah diberikan kepada setiap warga sekolah yang mendaftarkan
diri sebagai anggota perpusatakan sekolah. Kegunaannya adalah sebagai tanda
pengenal pada waktu akan masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditujukan sewaktu-waktu
jika akan pinjam buku. Salah satu contoh kartu anggota perpustakaan
sekolah seperti berikut ini.
NAMA
PERPUSTAKAAN
|
|||||
KARTU
ANGGOTA
No. :
Nama :
Alamat :
Nip.
|
Gambar 26. Contoh Kartu
Anggota
Selain
memiliki kartu anggota, setiap anggota memiliki kartu peminjam yang dapat
dibuat dari kertas manila. Kartu inidugunakan untuk mencatat buku-buku yang
dipinjam oleh yang bersangkutan. Mengenai contoh kartu peminjam dapat dilihat
gamar berikut ini.
KARTU
PEMINJAM
Nama
:
Kelas
:
Alamat
:
|
|||||||
Call
No.
|
Tgl.
Kembali
|
Paraf
|
Call
No.
|
Tgl.
Kembali
|
Paraf
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
Gambar 27:
Contoh Kartu Peminja
NAMA
PERPUSTAKAAN
|
DI
PESAN
Judul
:
Pengarang
:
Call
No. :
OLEH
Nama
:
Kelas
:
|
Kartu
pesanan bisa dibuat dari kertas biasa. Pada kartu pesanan ini harus tercantum
nama pesanan, kelas, buku yang di pesan, nomor buku. Mengenai contoh kartu
pesanan dapat di lihat gambar berikut ini.
Gambar 28: Kartu
Pesanan
3.
Statistik
Pengunjung/Pemunjam
Tugas
yang ketiga bagian sirkulasi adalah membuat statistikpengunjung dan peminjam
untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakan sekolah, misalnya berapa
jumlah pengunjung pada setiap harinya, setiap bulannya, atau setiap tahunnya,
berapa jumlah buku yang dipinjam, buku-buku golongan apa saja yang sering
dipinjam oleh murid-murid, dan sebaginya.
Statistik
pengunjung dan peminjaman harus dibuat dengan sebaik-baiknya, sebab hasilnya
selain dapat dijadikan dasar pembuat laporan, juga dapat dijadikan sebagi dasar
dalam membuat perencanaan penggadaan buku-buku.
STATISTIK
BULANAN
BULAN
:
TAHUN
:
GOLONGAN BUKU YANG DIPINJAM
|
TANGGAL
|
JUMLAH
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
|
000 Karya Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
100 Filsafat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
200 Agama
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
300 Ilmu-ilmu sosial
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
400 Bahasa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
500 Ilmu-ilmu murni
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
600 Ilmu-ilmu terapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
700 Kesenian,olahraga
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
800 kesusatraan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
900 geografi & sejarah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah peminjaman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah pengunjung
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PETUGAS
Gambar
: Contoh Model Statistika Bulanan
Untuk
mengetahui jumlah peminjaman pada setiap harinya dapat dilakukan dengan dua
cara. Pertama dengan cara menghitung jumlah kartu buku yang
dikelompok-kelompokan menurut nomor golongannya. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya bahwa setiap buku yang akan dipinjam kartu bukunya harus di ambil
dari kantongnya dan di file di laci kartu buku jumlah kartu buku menunjukan
menunjukan jumlah peminjaman pada hari tersebut. Kedua, dengan cara menggunakan
lembar peminjaman tersendiri yang dapat dibuat dari kertas tipis. Setiap buku
yang yang di pinjam di tellys pada lembar peminjaman, dimana sebelum
perpustakaan di tutup jumlah tellysnya. Sehingga hasilnya menunjukan jumlah jumlah
peminjaman. Sedangkan untuk menghitung jumlah pengujung dapat dilihat dari
daftar hadir perpustakaan sekolah yang seharusnya di sediakan di pintu masuk
perpustakaan sekolah. Sekali-kali jangan menghitung jumlah pengujung
berdasarkan jumlah peminjaman sebab tidak semua pengunjungitu pinjam buku.
Selain itu kadang-kadangpengujung meminjam buku lebih dari satu sehingga jumlah
pengunjung tidak sama dengan jumlah peminjaman.
Dari hasil perhitungan statistika
pengunjung dan peminjaman bulanan di masukan ke dalam statistik pengujung dan
peminjaman tahunan sehingga dapat di ketahui perkembangan pengunjung dan
peminjamannya, apakah peminjaman lama semakin lama semakin meningkat atau
semakin berkurang. Semua itu dapat di jadikan dasr dalam perencanaan pengembangan
perpustakaan sekolah.
Hasil perhitungan statistik seperti
di jelaskan di atas dapat di tunjukan kepada siapa saja dengan cara di buatkan
grafik peminjaman dan grafik pengunjung.penyajian dengan grafik ini akan kebih
mudah di mengerti oleh orang. Untuk keperluan grafik bisa di buat dari kertas
manila putih dengan menggunakan alat tulis berupa spidol. Setelah di buat
grafik tersebut di tempelkan pada tembok yang kiranya mudah dilihat orang
sebagai contoh pembuatan grafik pegunjung misalnya pertahun.
STATISTIK
TAHUNAN
TAHUN
:
GOLONGAN BUKU
|
BULAN
|
JUMLAH
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
|
Karya Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Filsafat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
agama
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ilmu-ilmu sosial
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bahasa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ilmu-ilmu murni
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ilmu-ilmu terapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kesenian,olahraga
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
kesusatraan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
geografi & sejarah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah peminjaman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah pengunjung
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar
: Contoh Model Statistika Tahunan
Perpustakaan
sekolah X pengunjungnya mulai bulan januari sampai dengan bulan juli
berturut-turut berjumlah 490 orang, 600 orang, 550 orang, 700 oranng,720
orang,dan 650 orang.
C.
PELAYANAN
REFERENSI
Selain
petugas pelayanan sirkulasi, pelayanan pembaca juga tegas di bidang referensi.
Pelayanan sirkulasi berhubungan dengan peminjaman dan pengembalian buku-buku,
sedangkan pelayanan referensi berhubungan dengan pelayanan pemberian informasi
dan pemberian bimbingan belajar.
1. Pelayananan
Informasi
Perpustakan
sekolah harus mampu memberikan pelayanan informasi dimana pada perpustakaan
sekolah yang sudah maju petugas pelayanan informasi ini menjadi tanggung jawab
petugas referensi atau “reference librariens”, sedangkan pada perpustakaan
sekolah yang masih baru di rintis yang tenanganya dengan terbaras, pelayanan
informasi ini langsung di tangani oleh kepala perpustakaan sendiri.
Pada
prinsipnya pelayanan informasi di tunjukan untuk memberikan jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pengujung perpustakaan sekolah yang membutuhkan
keterangan-keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu yang
tidak mungkin dapat di layani oleh bagian sirkulasi.
Tugas
pelayanan informasi ini akan bisa di selenggarakan dengan sebaik-baiknya
tergantung pada dua faktor, yaitu faktor kelengkapan koleksi dan faktor
kemampuan petugas.
a. Kelengkapan
koleksi
Kelengkapan
koleksi yang tersedia di perpustakan sekolah sangat mempengaaruhi terhadap
pelayanan informasi. Bagimana akan dapat menunjukan bahan-bahan tertentu
sementara buku yang tersedia belum memadai. Oleh karena itu pengadaan
bahan-bahan pustaka harus di usahakan secara kontinu.apabila tidak mampu
membeli buku-buku usahakan dengan cara lain seperti tukar menukar atau meminjam
dari perpustakaaan sekolah lainnya.
Dalam
ranggka pelayanan informasi ini kolekksi referensi seperti kamus, ensiklopedia,
buku pengangan(handbook), buku tahunan(year book),almalak, laporan penelitian
ilmiah, laporan pertemuan ilmiah,skipsi, tesis, desertasi,dll.begitu pula
buku-buku yang jumlahnya satu ekslamper dan koleksi khusus seperti majalah,
surat kabar, buletin, flim,slide,petaa,globe, dan sebagainya jangan di
perbolehkan di bawa pulang, tetapi sekedardi baca saja di ruang baca atau referensi.
Tentunya
tidaklah mungkin guru pustakawan atau petugas lainnya mengetahui secara
menyeluruh buku-buku mana yang jumlahnya hanyaaa satu eksemplar yang boleh di
pinjam di bawa pulang. Untuk mengatasi hal tersebut caranya memperhatikan tanda
“R” pada label buku (call number) pada setiap buku yang jumlahnya hanya satu
eksemplar. Tanda “R” berarti koleksi referensi. Dengan demikian apbila seorang
murid yang akan meminjam buku (akan dibawa pulang) dan ternyata pada label
bukunya ada tanda “R”nya, maka jangan diperbolehkan, tetapi hanya diperbolehkan
dibaca di ruang baca atau ruang referensi.
b. Kemampuan
Petugas
Perpustakaan
sekolah yang sudah maju khususnya di sekolah menengah dan sekolah tinggi
mempuanyai tenanga yang cukup banyak, sehingga ada petugas yang menjabat
sebagai kepala perpustakaan sekolah yang bertugas di bagian sirkulasi dan ada
pula yang bertugas di bagian referensi. Tetapi perpustakaan sekolah yang masih
tehap perintisan petuganya sedikit atau mungkin hanya satu sehingga selain
sebagai kepala perpustakaan sekaligus menjabat sebagai petugas sirkulasi dan
petugas referensi. Petugas referensi, baik itu merangkap kepala sekolah ataupun
petugas khusus referensi harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mengetahui
isi dan ciri khas setiap bahan referensi, seperti kamus,ensiklopedia,alamank,
dan sebagainya.
2. Pelayanan pemberian bimbingan belajar
Tugas pemberian
bimbingan belajar paling banyak diperlukan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Tingkat Pertama, sedang di Sekolah Menengah Tingkat Atas, kurang diperlukan.
Walaupun bimbingan belajar tetap penting sekali baik di Sekolah Dasar maupun di
Sekolah Menengah. Misalnya membimbing murid - murid belajar secara efisien,
membimbing murid - murid merangkum buku, dan membimbing murid - murid mengkhafal
dengan cepat.
Seperti pada
umumnya sering kali kita menjumpai adanya murid - murid yang berhasil dalam
belajarnya dan ada pula murid – murid yang mengalami kesulitan belajar. Hasil ini merupakan hal
yang tidak muda untuk guru yang pustakawan. Ia harus mampu memberikan bimbingan
belajar (educational guidance). Dalam hal ini guru - guru pustakawan bisa
bekerja sama dengan guru -guru bidang studi khususnya bidang studi bahasa
Indonesia, dan juga bisa bekerja sama dengan petugas bimbingan atau konselor
sekolah. Sedangkan bimbingan belajar (educational guidance) adalah proses
pemberian bantuan bimbingan belajar secara kontinu kepada kepada murid dalam
rangka mencapai penyesuaian dan kemajuan pendidikan.
a. Pengertian belajar menurut beberapa ahli
Secara singkatberikut
ini akan dikemukakan pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa orang
ahli sehingga dapat diperoleh suatu pemahaman tentang konsep belajar.
1)
Pengertian belajar menurut William S. Sahakian
Menurut
William S. Sahakian tentang belajar adalah “learning is a relatively permanent
change in personality (including cognitive, affective, attitudinal, behavioral,
experiential, and the like) and reflects a change in performance. . . .”.
Secara
umu dapat diartikan bahwa belajar itu adalah perubahan yang relative tetap pada
diri seseorang, baik pengetahuannya, sikapnya, kesenangannya, motivasinya,
tingkah lakunya, pengalamannya dan semacamnya, yang merefleksi pada
penampilannya. ( William S. Sahakia, 1976, 3 ).
2) Pengertian belajar menurut Robert M.W. Travers
Menurut
Robert M.W. Travers tentang belajar adalah bahwa belajar itu “a relatively
permanent change in the environment”. Secara umu dapat diartikan bahwa belajar
itu merupakan perubahan yang relative tetap pada tingkah lakunya sebagai keterbukaan
dengan kondisi sekitarnya. (Robert M.W Travers. 1977. 6).
3) Pengertian belajar menurut A. Mansyur Effendi
A.
Mansyur Effendi dan Hariyanto dalam bukunya yang berjudul “Belajar diPerguruan
Tinggi” menjelaskan bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang mengakibatkan
beberapa perubahan yang secara relatife tetap dalam perilaku yaitu dalam
befikir, merasa, dan melakukan, (Robert Effendi dan Hariyanto, 1984, 21).
Guru/pustakawan
harus menyadari bahwa usaha mencapai keberhasilan belajar tidaklah selalu
mudah. Kadang - kadang pada waktu tertentu seorang murid berhasil dalam
belajarnya, tetapi pada waktu lain seorang murid tersebut mengalami kesulitan belajar.
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan suatu faktor yang datang
dari dalam diri murid sendiri yang mempengaruhi kegiatan belajarnya. Faktor
internal ini berupa kondisi invidual murid, baik kondisi fisikologi maupun
kondisi psikologi.
a) Kondisi fisikologi
Kondisi fisikologi berupa keadaan jasmani, seperti
kesehatan, kemampuan pancaindera terutama penglihatan dang pendengaran yang
memang peranan penting dalam kegiatan
belajar. Murid - murid yang jasmaninya segar penuh bergizi akan lebih mampu
belajar dari pada murid- murid yang
lemah jasmaninya dan sering sakit.
b) Kondisi psikologis
Kondisi
psikologi yang sangat mempengaruhi keberhasilan belajar adalah kecerdasan,
minat, bakat, motivasi. Murid - murid yang cerdas pada umumnya lebih mampu
belajar daripada murid - murid yang
kurang cerdas.
2) Faktor eksternal
Faktor
eksternal merupakan suatu faktor yang datang dari luar diri murid. Faktor
eksternal ini bisa berupa lingkungan dan juga bisa berupa instrumental. Faktor
lingkungan biasanya dari alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara; dan juga
bisa berupa lingkungan sosial yang berwujud manusia dengan representasinya.
Sedangkan faktor instrumental bisa berupa faktor keras (hardware) seperti
gedung, perabotan alat - alat bantu belajar; dan bisa berupa faktor lunak
(software) seperti kurikulum atau bahan yang dipelajari, pedoman belajar, dan
sebagainya.
b. Kesulitan belajar dan pemecahannya
Walaupun
sebelumnya dijelaskan bahwa pemberian bimbingan belajar tidak hanya untuk murid
- murid yang mengalami kesulitan belajar tetapi untuk semua murid. Tetapi
guru/pustakawan harus memberikan perhatian khusus kepada murid - murid yang
sedang mengalami kesulitan belajar.
Ada
beberapa langkah yang dapat ditempuh oleh guru pustakawan dalam memberikan
bimbingan belajar kepada murid-murid yang sedang mengalami kesulitan belajar.
1) Kenalilah
siapa yang sedang mengalami kesulitan belajar. Pada langkah ini yang perlu direkam adalah nama sisiwa
yang lagi kesulitan belajar, nomor induk, kelas, jenis kelamin, dan identitas
lainnya yang perlu.
2) Tentukan
sifat dan jenis kesulitannya.
Pada langkah ini guru pustakawan
menganalisis sifat dan jenis kesulitan, apakah murid kesulitan untuk
mengkhafal, atau sulit belajar dan sebagainya.
3) Mengumpulkan
data
Data dikumpulkan untuk mengetahui latar
belakang timbulnya masalah. Data yang perlu dikumpulkan adalah :
a) Tingkah laku didalam
b) Riwayat belajar
c) Kemampuan dasar
d) Minat dan sikapnya
e) Masalah pribadi yang sedang dihadapi
f) Keadaan kesehatannya
g) Keadaan keluarga
h) Lingkungan masyarakatnya
i) Fasilitas belajarnya
j) Kegiatan diluar sekolah
k) Dan sebagainya.
4) Analisis data
yang telah dikumpulkan sehingga bisa menentukan sebab-sebab timbulnya kesulitan
belajar.
5) Mencari
alternative pemecahan.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
serta hasil analisisnya, maka pilihlah beberapa alternatif yang sekiranya dapat
ditempuh untuk memecahkan kesulitan belajar.
6) Memilih salah
satu alternatif yang mungkin dapat ditempuh untuk dapat memecahkan kesulitan
dalam belajar. Sebelum memilih satu alternatif di antara beberapa alternatif
guru pustakawan tersebut harus mempertimbangkan kebaikan-kebaikan dan
kelemahan-kelemahan setiap alternatif pada langkah kelima.
7) Melaksanakan
alternatif yang telah dipilih pada langkah keenam.
8) Setelah
melaksanakan alternatif tersebut perlu dilakukan follow up untuk mengetahui
keberhasilan bimbingan belajar yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata tidak
berhasil perlu dilaksanakan bimbingan belajar lagi dengan cara yang lebih baik.
Sambil memberikan bimbingan
belajar kepada murid-murid yang sedang mengalami kesulitan belajar, guru
pustakawan juga memberikan bimbingan belajar kepada murid- murid yang tidak
mengalami kesulitan belajar, sehingga ada pemerataan untuk semua murid.
D.
Tata Tertib Perpustakaan Sekolah
Agar pelayanan
sirkulasi dan pelayanan referensi berjalan dengan lancar dan teratur perlu
dibuatkan peraturan berupa tatat tertib sehingga dapat dijadikan pegangan baik
oleh pengunjung maupun pustakawan sekolah.
Tata tertib sebaiknya
dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala sekolah, guru-guru, panitia
perpustakaan, dan segenap petugas perpustakaan sekolah. Tata tertib ini harus
dibuat secara singkat, jelas, dan sederhana sehingga muda dimengerti oleh semua
pengungjung. Masalah-masalah yang dicantum kan dlam tata tertib meliputi :
1. Sifat dan status perpustakaan sekolah
2. Keanggotaan perpustakaan sekolah
3. Bahan-bahan yang tersedia
4. Sanksi dan hukuman bagi pelajar
5. Iuran bagi setiap anggota
6. Sistem penyelenggaraan
7. Waktu pelayanan atau jam buka.
Rumus tata
tertib yang sudah dibuat harus diumumkan kepada anggota perpustakaan sekolah
agar diikuti dan ditaati. Cara mengumumkannya dapat dilakukan dangan dua cara.
Pertama rumusan tata tertib yang telah di buat itu di tuliskan pada selembar
kertas manila. Usahakan ditulis dengan baik, indah, bersih dan dapat dibaca
dengan jelas. Setelah ditulistempelkan pada tembok yang sekitarnya muda dibaca
oleh setiap pengunjung. Cara kedua adalah setiap anggota baru diberikan
selembaran tata tertib. Jadi rumusan tata tertib yang telah dibuat itu diketik
pada kertas sit dan distensil sebanyak mungkin. Serta distensil diberikan
kepada orang atau murid yang baru medaftarkan diri sebagai anggota perpstakaan
sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pelayanan
pembaca merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengujung perpustakaan
sekolah dalam menggunakan buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya. Pengujung
perpustakaan sekolah sekolah pada dasarnya meliputi murid-murid, guru-guru, dan
anggota staf sekolah lainnya. Pelayanan kepada pengujung tersebut dapat
disellenggarakan dengan sebaik-baiknya apabila pelayanan teknisnya di kerjakan
dengan sebaik-baiknya pula. Misalnya semua buku-buku di catat dalam buku induk,
diklarifikasi menurut sistem klarifikasi tertentu, setiap buku di buatkan kartu
katalog dan label buku, setiap buku di lengkapi dengan kartu buku, slip tanggal
dan sebagainya.
Pelayanan
pelayanan pembaca itu ada dua, yaitu pelayanan sirkulasi dan pelayanan
referensi. Selanjutnya agar kedua pelayanan pembaca itu ada dua, yaitu
pelayanan sirkulasi dan pelayanan sirkulasi. Selanjutnya agar kedua pelayanan
tersebut dapat disellenggerakan dengan sebaik-baiknya perlu adaya tat tertib
perpustakaan sekolah.
B. Kritik dan
Saran
Di dalam Makalah ini masih banyak kekurangan, kami juga
ingin berterima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah
ini, untuk membangun makalah ini kami perlu kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang dapat membantu kami selaku penyusun makalah ini, kurang dan lebihnya
kami mohon maaf, terimah kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Pendidikan Sekolah, 2011. Jakarta : Bumi aksara
0 komentar:
Posting Komentar