Selamat Datang di Blog Nur Avni A. Sali dan Citra Haji
Biru

Pilih Warna Kesukaan Anda

#header:after{content:'Assalamualaikum Wr.Wb';}
.easyslider-wrapper { width: auto; float: left; position: relative; padding-right: 2%; padding-top: 10px; } .easyslider { overflow: hidden; position: relative; width: 100%; height: 350px; background: #eee; } .image_reel { position: absolute; top: 0; left: 0; } .image_reel img { float: left; width: 20%; height: 350px; } .paging { background: none; position: absolute; bottom: 15px; right: 20px; padding:4px 0 2px; z-index: 100; display: none; } .paging a { margin: 3px; background: #fff; width: 10px; height:10px; display: inline-block; border: none; outline: none; } .paging a.active { background: #15E3FF; border: 1px solid #15E3FF; } .paging a:hover { } .easytitledes { width:70%; display: none; position: absolute; bottom: 20px; left: 20px; z-index: 101; background: #000A3F; background: rgba(2, 0, 51, 0.6); padding: 10px 15px; } .easytitledes a { color: #15E3FF; font: 14px sans-serif; text-transform: uppercase; font-weight: bold; } .easytitledes a:hover { color:#29FF00 } .easytitledes p { color: #fff; font: 12px Arial; }
https://googledrive.com/host/0ByoCwyjwB1aDaTVtdkNwMTFHV2c (warna biru)
Blue Fire Pointer
Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Senin, 04 Januari 2016

MAKALAH PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pendidikan dan Pembangunan Ketenagakerjaan
Mencari hubungan antara pendidikan dan ketenagakerjaan merupakan suatu upaya yang sering dilakukan para penelitian ekonomi pendidikan dan sosioligi. Upaya ini terutama ditekankan pad analisis pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dan keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja., bahkan  secara lebih spesifik bahwa banyak ahli pendidikan mengungkapkan kurikulum pendidikan : apakah kurikulum pendidikan mampu mengakomodasi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja? Untuk itulah pendidikan dan pelatihan akan sangat berperan dalam melahirkan tenaga kerja  terdidik dan terlatih manakala tingkat relevansinya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dunia kerja.
Kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja bagi lulusan pendidikan dapat menjadi acuan yaitu hasil deklarasi yang dirumuskan para Menteri Pendidikan 9 negara berpendudukan terbesar di New Dehli (UNESCO, 1995), yang membuat enam peran pendidikan, yaitu :
1.      Ikut menggalang perdamaian dan ketertiban dunia.
2.      Mempersiapkan pribadi sebagai warga negara dan masyarakat.
3.      Pendidikan yang merata dan menyeluruh.
4.      Menanamkan dasar-dasar pembangunan yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.
5.      Mempersiapkan tenaga kerja untuk membangun ekonomi sehingga pendidikan perlu dikaitkan dengan kebutuhan dunia kerja.
6.      Beriorentasi pada penguasaan dan pengembangan iptek.
Dari deklarasi tersebut diketahui bahwa separuhnya mengisyaratkan keerataan hubungan antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi dan penguasaan serta pemanfaat iptek. Dengan ungkapan lain pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkemampuan umum sesuai dengan tuntutan dunia kerja, baik dalam jenis maupun kompetensinya. Negara-negara maju (amerika, inggris, australia dan selandia baru) telah merumuskan tujuh kompetensi umum yang diperlukan oleh dunia kerja.
Kometensi yang dimaksud meliputi:
1.      Kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyusun informasi.
2.      Kemempuan utuk berkomunikasi.
3.      Kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisir kegiatan.
4.      Kemampuan untuk berkerja sama dengan orang lain dalam suatu tim kerja.
5.      Kemampuan untuk memperkuganakan teknik.
6.      Kemampuan utuk memecahkan masalah, dan
7.      Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi (wardiman: 1996).
Membentuk sistem pendidikan agar benar-benar mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan kerja haruslah diupayakan sistem pendidikan “keterkaitan”. Karena bagaimana pun sudah terbukti dalam beberapa penelitian ekonomi pendidikan bahwa pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi melalui upaya pengembangan sumberdaya manusia. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri memiliki kaitan langsung dengan penciptaan dengan kesempatan kerja baru (employmen opportunity) yang dapat menyerap tenaga kerja terdidik dan terlatih. Pendidikan dan pelatihan memiliki peranan dalam pengembangan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan kesempatan kerja baru yang tercipta.
Untuk itulah perlu ditegaskan bahwa sistem pendidikan dan pelatihan yang relevan akan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap produktifitas sektoral dan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena sistem pendidikan dan pelatihan merupakan sarana terpenting dalam pembangunan sumber daya manusia (suryadi:1993) dengan kata lain, semakin tinggi tingkat relevansi program pendidikan dan pelatihan, makin besar pula kemungkinan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan jenis usaha maupun jenis jabatan.


2.2  Pembangunan SDM
Pembangunan SDM yang diprioritaskan pelaksanaan pendidikan harus mampu menyerap kebutuhan pasar kerja akan lulusan pendidikan. Harbison dan Mayers (1964) menawarkan beberapa pilihan dalam mengembangkan sumber daya manusia, antara lain adalah (1) srategi pendidikan yang menekankan aspek kuantitas dan kualitas, dan (2) strategi pendidikan yang dapat mengembangkan keahlian menengah dan tinggi dari proses pendidikan formal sebelum bekerja (pre-employment formal training) atau pendidikan selama bekerja (on the job training).
Orientasi pengembangan sumberdaya manusia yang akan dilaksanakan yaitu ada tiga: orientasi utama (orientasi intelektual dan orientasi professional) dan satu orientasi pelengkap (orientasi mental) untuk mengembangkan sumber daya manusia. Orientasi intelektual berarti pendidikan harus berorientasi pada upaya meningkatkan kecerdasan peserta didik. Orientasi professional berarti berarti pendidikan harus berorientasi pada upaya meningkatkan kemampuan profesional atau keterampilan praktis peserta didik. Sedang orientasi mental berarti pendidikan harus menanamkan nilai-nilai moral sebagai alat control sekaligus pemadu sikap intelektual dan professional. Kesatuan tiga orientasi diatas itulah yang diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia berkualitas.
Sehubungan dengan orientasi tersebut, William R. Tracy (Massassya : 1991) mengemukakan tiga jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh institusi pendidikan. Pertama, keterampilan teknis yaitu semua keterampilan khusus terutama yang memerlukan metode, proses prosedur, dan teknik serta keterampilan teknis yang memerlukan pengetahuan yang khusus atau tugas-tugas khusus seperti menganalisis atau menggunakan alat-alat tertentu. Kedua, keterampilan Human (human skill), yaitu kemampuan dalam bekerja sama dengan kelompok agar tercipta iklim kerja sama yang baik, saling mempercayai, menghormati, dan bersikap terbuka. Ketiga, keterampilan konsepsional, yaitu kemampuan melihat sesuatu secara konseptual, holistic, dan cakap dalam mmengkoordinasikan rentetan kegiatan, kkeinginan, serta kepentingan individu dn kelompok.
Pendidikan dengan dunia kerja menjadi suatu yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mengembangkan profesionalisme lulusan pendidikan. Karena itulah konsep keterkaitan (link) harus menjadi modal dasar dalam mengembangkan pendidikan secara komprehenship. Artinya pendidikan dalam system pembangunan sumber daya manusia hendaknya menciptakan kondisi yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan dalam   konteks di atas. Sehingga pendidikan harus dapat meyiapkan SDM dengan kompetensi yang terstandar dengan kebutuhan dunia kerja.



BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Hubungan antara pendidikan dan ketenagakerjaan merupakan suatu upaya yang sering dilakukan para penelitian ekonomi pendidikan dan sosioligi. Upaya ini terutama ditekankan pad analisis pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dan keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja.
Adapun Pembangunan SDM yang diprioritaskan pelaksanaan pendidikan harus mampu menyerap kebutuhan pasar kerja akan lulusan pendidikan. Harbison dan Mayers (1964) menawarkan beberapa pilihan dalam mengembangkan sumber daya manusia, antara lain adalah (1) srategi pendidikan yang menekankan aspek kuantitas dan kualitas, dan (2) strategi pendidikan yang dapat mengembangkan keahlian menengah dan tinggi dari proses pendidikan formal sebelum bekerja (pre-employment formal training) atau pendidikan selama bekerja (on the job training).

3.2    Kritik dan Saran
Di dalam Makalah ini masih banyak kekurangan, kami juga ingin berterima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini, untuk membangun makalah ini kami perlu kritikan dan saran dari berbagai pihak yang dapat membantu kami selaku penyusun makalah ini, kurang dan lebihnya kami mohon maaf, terimah kasih.


DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, S. 1996. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. LP3ES.
Jusuf, Enoch. 1990. Perencanaan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

1 komentar: